Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Monkey

Sahabatku Rina senang bila dikatakan mirip Monkey . Aku mencoba memahami. Mungkin baginya Monkey adalah tokoh berkostum serba coklat, lucu, nakal, (belaga) polos, juga celingukan. Hmm mirip juga ya. Lalu kalau dia Monkey , aku apa? Semoga aku bisa menjadi Si Kancil, sehingga bisa membantunya menghadapi situasi-situasi ganjil.

Pengemis

Seperti menemukan seorang anak yang merengek sesunggukan. Mengaku hidupnya kelam, kelaparan, dan tanpa teman. Kau yang sibuk pun terhanyut, mencoba mencukupi kebutuhan hingga hatinya riang senang. Lalu si anak berlalu. Kembali merengek sesunggukan, menceritakan kelam pada setiap orang yang lalu lalang, dan mendekat.

Gula

Para penyuka mengaku bahwa, rasa kopi dan teh itu nikmat. Penyuka lainnya lebih memilih rasa soya, cokelat, macha, atau banyak rasa khas lainnya. Padahal yang mereka suka bisa jadi bukan sekedar rasa khas. Melainkan rasa khas yang bercampur manisnya gula. Begitulah cara penyuka bekerja yang membedakannya dengan para pencinta. Pencinta menggemari suatu rasa, bahkan tanpa perlu bantuan manisnya gula.

Menikmati Sesat

Kisah ini membawaku terdampar pada tepian pulau kebodohan. Aku pun heran mengapa,  sepertinya aku senang tinggal di pulau ini. Sendiri, namun ditemani alam, bersama sunyi, dan bayang-bayang. Ketika Tim Sar datang menjemputku, aku dilanda gelisah dan kebingungan. Rasanya aku ingin di sini saja.

Jarak

Hamparan bumi memberi jarak dalam hitungan materi Kadang kita begitu dekat, sehingga dikatakan bersama Kadang kita berjauhan, sehingga tampak berpisah Namun, ada hal lain yang kurasakan, dan coba kusadari Jarak tidak selalu bicara mengenai hamparan bumi Jarak berbicara mengenai selisih persepsi, antara kita